Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata yang merupakan mata kuliah universitas bagi mahasiswa Undana. Materi kuliah dalam blog ini disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa prodi Agroteknologi Faperta Undana dalam menykapi permasalahan budaya lahan kering kepulauan dan pariwisiata. Blog ini dibuat hanya untuk kepentingan menyajikan materi kuliah bagi mahasisiwa, bukan untuk memberikan ulasan mendalam mengenai budaya lahan kering kepulauan dan pariwisata. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Kamis, 18 April 2024

Ujian Tengah Semester Genap TA 2023/2024

Ujian Tengah Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 mata kuliah Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata dari dosen Ir. I Wayan Mudita, M.Sc., Ph.D. akan dilaksanakan secara daring pada Jumat, 19 April 2024 pukul 18.00 WITA sampai Sabtus, 20 April 2024 puluk 18.00 WITA. Jam pada jadwal kuliah akan diisi oleh dosen berikutnya untuk memberikan kuliah sesi 12 sesuai dengan jadwal SIADIKNONA, pastikan Ketua Kelas telah menghubungi dosen selanjutnya. Silahkan mengakses dan mengerjakan soal dan pertanyaan ujian serta memasukkan lembar jawaban ujian dengan menggunakan komputer, tablet, atau ponsel pintar. Namun sedapat mungkin, terlebih dahulu unduh soal dan pertanyaan ujian untuk dikerjakan secara luring dengan menggunakan komputer laptop/notebook/desktop untuk kemudian digunakan mengunggah lembar jawaban ujian dengan menggunakan tablet atau ponsel pintar. Sebelum mulai mengerjakan ujian, tolong membaca Panduan Persiapan Ujian Tengah Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 ini sampai selesai dan benar-benar mengerti.

Kamis, 28 Maret 2024

11. Menapak Perubahan Jaman (2): Melompat Sangat Jauh ke Depan untuk Mengembangkan Kepariwisataan

Sebagai universitas yang berada di wilayah lahan kering kepulauan maka Undana merumuskan pengembangan lahan kering kepulauan (archipelagic drylands) sebagai pola ilmiah pokok. Apa itu pola ilmiah pokok? Sederhananya merupakan pola pendidikann tinggi yang memberikan perhatian kepada lahan kering kepulauan melalui proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Lahan kering kepulauan merupakan dapat memberikan ruang kepada semua fakultas dan prodi untuk berpartisipai, daripada pertanian lahan kering yang merupakan pola ilmiah pokok sebelumnya. Tapi rupanya ada yang gagal paham menambahkan pariwisata dan membuat mata kuliah Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata. Yang berarti memberikan keistimewaan kepada pariwisata dibandingkan dengan pola penghidupan lainnya, sama dengan pertanian yang diberikan keistimewaan pada pola ilmiah pokok sebelumnya. Maka jadilah kita mempelajari mata kuliah budaya lahan kering kepulauan dan pariwisata, padahal seharusnya adalah mata kuliah pengembangan lahan kering kepulauan.

Rabu, 20 Maret 2024

10. Menapak Perubahan Jaman (1): Menuju Pertanian dan Corak Penghidupan Lainnya secara Berkelanjutan

Orang bijak bilang, :"Tidak ada yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri". Kalau ketika belajar biologi di SMA/SMK Anda pernah belajar mengenai evolusi, mungkin Anda tidak kaget membaca kata-kata orang bijak ini, Begitu juga dengan corak penghidupan, moyang manusia yang neburut teori evolusi berasal dari Afrika mula-mula menjalani corak penghidupan berburu dan mengumpul, kemudian menjinakkan dan mengembalakan ternak secara berpindah (berbeda dengan ternak lepas), sebelum kemudian menemukan lahan subur di Dataran Bulan Sabit di mana mereka belajar bercocok tanam. Pada materi ini kita akan sejenak napak tilas evolusi manusia untuk kemudian membahas bagaimana corak penghidupan tradisional di lahan kering kepulauan menapak perubahan jaman. Kita akan terlebih dahulu membahas perubahan pertanian tebas bakar, peternakan lepas, dan nelayan sambilan menjadi corak penghidupan menetap. Kita akan lanjutkan pada materi kuliah 11 untuk belajar melompat jauh ke depan, mempelajari pengembangan pariwisata.

Kamis, 14 Maret 2024

9. Corak Budaya Lahan Kering Kepulauan (3): Perikanan Pesisir dan Laut Terbuka Kepulauan

Kita sudah membahas corak penghidupan perladangan tebas bakar serta berburu dan mengumpul pada materi kuliah 7 dan corak penghidupan peternakan lepas pada materi kuliah 8. Pembahasan telah kita lakukan dalam aspek fisik-kimia, hayati, sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial budaya sekaligus. Pada materi kuliah ini kita akan membahas corak penghidupan perikanan pesisir dan laut lepas, yang dilakukan sebagai corak penghidupan utama maupun corak penghidupan alternatif oleh masyarakat pesisir di beberapa tempat. Pembahasan juga akan kita lakukan mencakup aspek fisik-kimia dan hayati maupun sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial budaya sekaligus. Silahkan membaca materi kuliah dan pustaka yang disediakan untuk menyiapkan diri berdiskusi pada saat melaksanakan kuliah.

8. Corak Budaya Lahan Kering Kepulauan (2): Peternakan Umbaran dan Perberburuan Satwa Liar

Pada materi 7 kita sudah membahas mengenai potensi, permasalahan, dan solusi permasalahan corak penghidupan perladangan terbas bakar, baik dalam aspek fisik-kimia dan hayati maupun dalam aspek sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial-budaya. Di antara ketiga pulau besar di NTT, perladangan tebas bakar terutama sangat dominan di Pulau Timor. Pada materi kuliah ini kita akan membahas corak penghidupan peternakan lepas yang sangat dominan terutama di Pulau Sumba, meskipun juga terdapat luas di Pulau Timor. Pembahasan akan kita lakukan secara sekaligus mencakup aspek fisik-kimia, hayati, sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial-budaya. Pembahasan mengenai corak penghidupan perikanan pantai dan pesisir, yang dilakukan oleh masyarakat pesisir sebagai corak penghidupan utama maupun penghidupan alternatif, akan kita bahas pada materi kuliah 9. Silahkan membaca materi kuliah dan pustaka yang disediakan sebagai bahan berdiskusi pada saat kuliah.

7. Corak Budaya Lahan Kering Kepulauan (1): Perladangan Tebas Bakar dan Mengumpulkan Hasil Hutan

Pada materi kuliah 6 kita sudah membahas secara sepintas potensi, permasalahan, dan solusi pertanian lahan kering dan pariwisata dari aspek sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial budaya. Kita juga sudah menyinggung corak penghidupan masyarakat lahan kering kepulauan yang dicirikan oleh perladangan tebas bakar, peternakan lepas, perikanan pantai dan pesisir. Pada materi ini kita akan membahas corak penghidupan perladangan tebas bakar serta berburu dan mengumpulkan hasil. Pembahasan akan kita lakukan mencakup aspek fisik-kimia, hayati, sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial budaya secara sekaligus. Pembahasan mengenai corak penghidupan peternakan lepas dan perikanan pantai dan pesisir akan kita lakukan pada materi kuliah 8 dan materi kuliah 9. Silahkan terlebih dahulu membaca materi kuliah membaca pustaka yang saya berikan melalui link dan melalui pustaka.

6. Potensi, Permasalahan, dan Solusi Lahan Kering Kepulauan: Aspek Sosial-Ekonomi, Sosial-Politik, dan Sosial Budaya

Pada materi kuliah 5 sudah diuraikan potensi, pemasalahan, dan solusi lahan kering kepulauan dari aspek fisik-kimiawi dan hayati. Misalnya lahan kering kepulauan mempunyai potensi untuk membudidayakan tanaman dan ternak yang beradaptasi dengan lahan tanah kering dan pemanfaatan perikanan pantai oleh masyarakat pesisir. Namun memanfaatkan potensi tersebut, masyarakat lahan kering kepulauan menghadapi permasalahan. Solusi budaya yang dilakukan oleh masyarakat antara lain adalah membudidayakan berbagai jenis tanaman dalam satu bidang lahan dan memelihara berbagai jenis ternak sehingga jika salah satu di antaranya mengalami kegagalan maka masih ada tanaman yang dapat dipanen atau ternak yang dapat dimanfaatkan. Masyarakat peternak dan masyarakat nelayan pesisir juga melakukan adaptasi budaya yang serupa. Namun apakah solusi yang dilakukan memperbaiki keadaan? Pada materi ini kita akan mendiskusikan potensi, permasalahan dan solusi dari aspek sosial-ekonomi, sosial-politik, dan sosial-budaya.